Tidak Disangka, Sikap Manis Memabukkan Bisa Jadi Pertanda NPD

           Punya seseorang yang kita sayang, tentu sangat membahagiakan. Apalagi dia pun menyayangi kita juga, memanjakan dan meratukan kita sebagai perempuan. Dunia terasa begitu adil dan ideal. Namun apa jadinya jika seseorang ini ternyata Narcissistic Personality Disorder. atau NPD?? Rasanya tak percaya, tapi bersamanya, hidup jadi hancur.

Narcissistic Personality Disorder
Campaign #BrokenButUnbroken

Adalah seorang Kartika Soeminar, pengusaha dari Surabaya, seorang NPD Abuse Survivor, yang menceritakan secuil kisahnya 23 tahun hidup bersama NPD. Yang dialaminya saat itu, ia mendapat love bombing, perhatian yang intens dan mendapat banyak hadiah dari pasangan.

Namun di sisi lain, ada hal menyesakkan yang dirasa, ketika apa yang dilakukannya tidak dihargai bahkan ketika ada masalah, kesalahan justru ditimpakan padanya.

Sempat depresi, namun beruntung ia dikelilingi sahabat baik, tempat berbagi cerita, dan kemudian mendapat bantuan dari profesional sehingga bisa bangkit dari keterpurukan, berpisah dengan pasangannya dan melanjutkan hidupnya.

Satu hal yang juga menarik di sini, yaitu ketika Kartika Soeminar sedang terpuruk, ia tetap produktif. Writing for healing, pernah dengar? Inilah salah satu cara Kartika Soeminar untuk tidak berlarut-larut terpuruk dalam kesedihan meski hidupnya sempat hancur karena bertahun-tahun hidup dengan orang NPD. Ia tidak diam, tapi justru membuat karya. Sehingga bisa dibilang ia cukup cepat bangkit dari keterpurukannya.

           Kesedihan dan kegelisahannya ia curahkan ke jurnal-jurnal yang kemudian dikemas dalam buku. Selain itu, ia juga mencurahkannya dalam lirik lagu, hingga jadilah single. Buku dan single-nya akan segera launching, dan pre-sale dilaksanakan September, sebelum nantinya akan resmi launching pada bulan Oktober 2024 mendatang. Namun jika teman-teman tidak sabar ingin mendengar seperti apa lagunya, bisa ditemukan di akun Instagram @kartika_soeminar.

           Berhasil move on dari keadaan sebelumnya, Kartika Soeminar kemudian mengadakan campaign terkait NPD ini, yaitu #BrokenButUnbroken yang digelar di berbagai kota di Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Solo.

Tujuannya adalah agar lebih banyak lagi orang yang aware mengenai NPD ini, dan tahu bagaimana menghadapi orang dengan NPD, sehingga tidak menjadi korban. Kartika Soeminar menyadari, dulu ia belum teredukasi mengenai NPD, sehingga begitu lama baru tersadar bahwa pasangannya ternyata seorang NPD. Ia ingin agar orang lain, khususnya perempuan, tidak mengalami pengalaman pahit seperti yang ia rasakan.

Di Yogyakarta, campaign #BrokenButUnbroken dilaksanakan pada hari Sabtu, 27 Juli 2024, bertempat di Hotel Royal Malioboro by Aston. Bersama komunitas blogger KEB (Kumpulan Emak Blogger), campaign ini hadir dengan tajuk #KEBIntimate Session With Kartika Soeminar, #BreakTheSilence: 23 Years of Narcissistic Abuse Survivor. Dengan narasumber Kartika Soeminar dan psikolog klinis, ibu Ery Surayka Puspa Dwi, S.Psi.

Talkshow
Kartika Soeminar (tengah) bersiap menceritakan
23 tahun bersama NPD

Narcissistic Personality Disorder 

Narcissistic Personality Disorder adalah gangguan kepribadian yang ditandai dengan harga diri yang sangat tinggi, kebutuhan untuk dikagumi/divalidasi, selalu menganggap dirinya lebih penting, sehingga orang lain harus mengagumi, mencintai dan memvalidasinya. Kondisi ini mulai muncul di masa dewasa awal.

Ciri-ciri Narcissistic Personality Disorder 

Berikut ini ciri-ciri NPD menurut DSM-V ( American Psychiatric Association):

1. Merasakan sensasi “pentingnya diri sendiri”. Seperti menyombongkan bakat dan pencapaian, ingin dianggap superior meski tidak memiliki penghargaan yang sepadan. 

2. Dipenuhi oleh fantasi kesuksesan, kekuatan, kecerdasan, kecantikan maupun kegantengan, atau cinta ideal yang tiada batasnya. 

3. Percaya bahwa mereka “spesial”, unik dan hanya bisa dipahami atau diasosiasikan oleh orang-orang ataupun institusi yang memiliki status yang tinggi 

4. Merasakan keinginan berlebihan untuk dikagumi. 

5. Merasa berhak yang tinggi. Seperti merasa berhak mendapatkan perlakuan khusus yang sesuai ekspektasinya.

6. Interpersonally exploitative, yaitu memanfaatkan orang di sekitarnya untuk mencapai keinginannya.

7. Tak mempunyai empati. Tidak ingin menyadari atau mengasosiasikan diri dengan perasaan dan kebutuhan orang lain.

8. Seringkali merasa iri dengan orang lain atau percaya jika orang lain merasa iri dengannya. 

9. Menunjukkan perilaku atau sikap yang arogan dan angkuh.

 Seseorang dapat diagnosis NPD jika menunjukkan setidaknya 5 atau lebih dari 9 ciri-ciri di atas.

Sedikit mirip ya, dengan keinginan orang biasa, yang kadang juga merasa bangga saat punya pencapaian dan senang ketika diapresiasi.

Karena itu, untuk diagnosis NPD ini tentu harus dilakukan oleh profesional, dalam hal ini psikolog.

Assessment dan skrining orang dengan NPD ini meliputi

1. Observasi

2. Wawancara 

3. Asesmen MCMI IV

4. Asesmen MMPI 2


Jadi, meskipun diatas sudah disampaikan ciri-ciri orang yang mengidap NPD, namun kita tidak bisa begitu saja menilai apakah seseorang itu NPD atau bukan.

Psikolog
Bu Ery memaparkan mengenai NPD

Lalu, kapan menemui psikolog?

Bu Ery menjelaskan, dalam suatu hubungan, ketika terjadi konflik dengan pasangan atau konflik rumah tangga, di saat itu bisa menemui psikolog. Atau secara mudah, ketika seseorang mengalami kecemasan lebih dari dua minggu. Nah, dari konseling tersebut nantinya akan bisa terlihat simpton-simpton NPD. Sehingga bisa diketahui apakah pasangan tersebut NPD atau tidak. Jika benar NPD, ahli umumnya akan menyarankan metode psikoterapi, hypnoterapi, self healing hingga family terapi.

Apa sih penyebab Narcissistic Personality Disorder?

Dalam acara tersebut Bu Ery menyampaikan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan NPD.

1. Genetik. Jika ada satu orang yang NPD dalam keluarga, biasanya di keluarga tersebut ada anggota lainnya yang NPD juga.

2. Pola Asuh. Orang tua yang terlalu memuji anaknya, serta memanjakannya secara berlebihan, membuat si anak tumbuh dengan image bahwa dirinya sempurna tanpa cela. Ini akan membuat anak menjadi terlalu bangga pada dirinya sendiri dan haus validasi. Selain itu penelantaran di masa lalu, terlalu sedikit pujian, dan trauma kekerasan juga juga menjadi penyebab NPD.

3. Neurobiologi: otak, perilaku dan pola pikir tidak sinkron.


Resiko Hidup dengan NPD

Tentu tidak mudah jika seseorang hidup dengan pasangan yang mengidap NPD.  Betapa sakit hatinya, dan betapa berat menjalani hari-hari bersama.

Apalagi NPD biasanya cenderung tidak setia, rentan selingkuh, dia juga suka tebar pesona, egois, prokatif, penuh intimidasi dan playing victim. Pengidap NPD tidak menyadari bahwa dirinya NPD, dan ini sulit disembuhkan, terapi obat pun belum ada. 

Apa yang dirasakan korban NPD?

1. Gangguan kecemasan. Rasa cemas ini muncul karena dia merasa harus memberikan pujian kepada pasangannya, dan jika tidak, dia akan mendapat hukuman. Setiap hari dia bisa merasakan kecemasan ini. 

2. Self Blaming. Seperti dilema apakah akan tetap bertahan atau berpisah. Kalau bertahan, resikonya mental hancur. Namun jika meninggalkan pasangannya yang NPD, korban khawatir akan komentar orang lain dan khawatir dicap sebagai pasangan yang buruk. Sehingga korban cenderung menyalahkan dirinya sendiri.


4 Fase Siklus Kekerasan NPD

1. Idealisasi, biasanya ada love bombing di sini, pengidap NPD memberi kata-kata manis, hadiah dan lain-lain kepada pasangannya.

2. Devaluasi, ibarat topeng yang mulai terbuka, di fase ini mulai muncul rasa kecewa dan marah saat pengidap NPD tidak mendapat pujian.

3. Membuang/discord, pengidap NPD melakukan gas lighting atau mulai memanipulasi dalam hubungan, misalnya mengontrol pasangan sehingga tidak yakin dengan dirinya sendiri. Di fase ini korban diputus hubungan atau ditinggalkan. 

4. Penyedot debu/hoovering, di fase ini pengidap NPD datang lagi, melakukan love bombing lagi.


Cara Menghadapi Orang dengan NPD


  • Metode Gray Rock, yaitu teknik strategi menjadi orang membosankan agar tidak menarik, emosi flat, monoton,dan hindari kontak mata

  • Batasi emosi

  • Tetap pada fakta bukan perasaan

  • Tetapkan batasan dan komunikasi yang jelas

  • Jaga kesehatan mentalmu, jangan memberi persetujuan/pengakuan

  • Pahami kondisi mereka

  • Cari bantuan profesional

Kartika Soeminar
Kartika Soeminar dan Ibu Ery


Itulah pemaparan dari dua narasumber pada acara tersebut.

Tentu saja ini membuka mata dan hati kita, bahwa NPD ini memang nyata.

Pada akhir acara, Kartika Soeminar berpesan bahwa kita ini berhak bahagia, dihargai, dan dihormati. Namun bila mengalami hal serupa, yaitu punya pasangan NPD, carilah bantuan profesional. Juga mencari teman yang positif dan tidak men-judge.

Kartika Soeminar juga mengatakan, bahwa untuk lepas dari orang NPD perlu mental luar biasa. Kalaupun sempat terpuruk, jangan diam. Karena kita punya value. 

Ada pesan juga dari Bu Ery, yang menekankan bahwa kita harus memperhatikan dan menguatkan pola asuh dengan komunikasi. Apalagi di masa sekarang, media sosial tidak bisa dibendung, sehingga kita juga harus update dan jangan mau kalah dengan anak (terkait medsos ini). Sebagai orang tua, penting untuk kita juga mengedukasi diri tentang parenting, psikologi dan lainnya. 


Kumpulan Emak Blogger
Kartika Soeminar, Bu Ery dan Komunitas KEB
( doc. Cognitocomms)

Nah, semoga #KartikaSoeminarStory ini  semakin meningkatkan #NPDAwarness kita. Semakin tahu apa itu NPD, dan tahu harus apa jika pasangannya NPD. 


Teman-teman juga punya cerita mengenai NPD? Yuk berbagi cerita ya di sini!





Posting Komentar

14 Komentar

  1. bahaya juga ya kalo setiap hari harus berhubungan sama seseorang dengan NPD. Saya penasaran, NPD ini bisa menular gak ya mbak ? misal karna kita sering menjadi korban, lama kelamaan malah kita yg mengidap NPD ini. Serem juga ya.

    BalasHapus
  2. hebat 23th bersama dengan penderita NPD dan berhasil bangkit menghadapi keterpurukan dengan menghasilkan karya-karya hebat...

    BalasHapus
  3. jangan terbuai jerat pesona dan kata manis si NPD ya mak

    BalasHapus
  4. Pernah banged punya mantan NPD, tp dia emang seberbakat itu, cuman egois nya g nahan and tentu saja tidak setia, hahah, lepas dr orang itu bener2 kena mental and pemulihan cukup lama, tp Alhamdulillah pulih juga

    BalasHapus
  5. Saya pernah berteman dengan orang NPD selama 6 tahun. Saat itu saya belum menyadari kalau sifatnya itu NPD. Hingga suatu saat ada perselisihan dan mengharuskan aku meng-cut off dia.

    Barulah aku tau ternyata dia adalah seorang NPD.

    Dan bener banget, berteman dengan orang NPD membuat kita merasa buruk karena perlakuan dari dia.

    BalasHapus
  6. Waduh kalo misal salah satu faktornya genetik, jika tidak segera diobati berarti ada kemungkinan menurun juga ya kedepannya?

    BalasHapus
  7. sebagai salah satu orang yang pernah hidup dengan tipe oprang NPD begini, jujur emang seberat itu memang untuk move on..
    inspiratif banget kisah kak kartika ini, tapi aku tau pasti ga gampang karna aku sendiri ngerasainnya huhu

    BalasHapus
  8. Semoga edukasi ttg seseorang berkepribadian NPD semakin banyak ya, kasihan sekali yg terjebak dalam hubungan bersama orang NPD.

    BalasHapus
  9. Awalnya aku bener2 clueless tentang NPD ini. Hingga pada akhirnya aku bertemu teman yang demikian, lalu seiring berjalannya waktu kok aku ga nyaman ya saat ngobrol. Dia selalu gaslighting, manipulatif, selalu membuat arah obrolan seolah2 aku nih ga bisa apa2 dan salah. Cerita ke suami, disuruh cut off dan sudahi pertemanan dengannya. Akhirnya ya, lost contact. Pas baca ini, salut banget buat orang2 yang pernah jadi korban NPD dan bisa survive. Malahan jadi karya yang mengispirasi.

    BalasHapus
  10. Kaaaak, makasih banyak, aku jadi tahu soal ciri-ciri orang dengan kepribadian NPD nih. Mereka suka love bombing gitu ya ke pasangannya. Oh iya ternyata salah satu faktornya bisa karena genetik juga ya

    BalasHapus
  11. Aku juga baru tahu NPD ini 2 tahun terakhir. Akhirnya sudah bisa menilai setidaknya bisa menjauhi orang² yang NPD

    BalasHapus
  12. Saya pun menemukan beberapa orang dengan ciri-ciri NPD di atas, untungnya saya tidak bersahabat dengan mereka, kayaknya udah jadi seleksi alam saja, orang-orang yang energinya negatif itu kayak langsung hilang di telan bumi

    BalasHapus
  13. Serius banget ceritanya! 🤯 Ternyata ada gangguan kepribadian yang bikin hubungan jadi toxic gitu ya. 💔 Makasih banget udah sharing, jadi lebih aware nih sama NPD. Semoga campaign #BrokenButUnbroken bisa bantu banyak orang! 💪

    BalasHapus
  14. Punya pasangan NPD tuh memang gak enak banget, apalagi sampai abuse segala. Sereeem... semoga kita semua dijauhkan dari pasangan yang seperti itu.

    BalasHapus