Escape! Sambil ngopi.

Hari itu rasanya seperti petualang yang tersesat di sebuah tempat yang diharapkan.
Jam 12.00 WIB berangkat dari Jogja, bingung antara mau menyusul anak-anak ke Mangrove dan pantai Glagah Kulonprogo. Atau kemana. Akhirnya, aku dan suamiku, sepakat untuk menghabiskan waktu dengan minum kopi di pedesaan. Biarlah anak-anak yang sedang ikut liburan pakdhe nya, nanti langsung pulang ke rumah ibu. Mumpung lagi ada kesempatan berduaan denfan pak suami...jalan-jalan ah. Cari udara segar dan pemandangan hijau. Jadilah kami menuju arah barat. Iya, ke arah Samigaluh, Kulonprogo, untuk ngopi di warung kopi pak Rohmat. Dan karena tahu bahwa jalan yang akan kami lalui naik turun dan sempit, ya udah naik motor deh jadinya.
Dari Jogja udara panas luar biasa...untung nggak begitu ramai. Lancar. Lewat jalan Godean, lalu ke barat terus lewat jembatan Kebonagung dan sampailah di Dekso. Capeknya...dan perjalanan masih jauh. Pak suami ngantuk pengen tidur sebentar katanya. Lama kami berjalan, melewati persawahan dan kebun-kebun hijau. Kami lalu berhenti di sebuah pos ronda yang bersih.




Pak suami istirahat, rebahan. Dan aku ...maksud hati mau bermedsos ria...apa daya signal seluler tak ada. Jadilah bengong sembari selfie sementara pak suami tidur.
Sunyi sekali tempat itu, tidak ada bus, tidak ada angkutan. Hanya sesekali orang bersepeda motor melintas, orang bersepeda, orang membawa rumput...sunyi.
Beberapa saat kemudian setelah dirasa cukup istirahat, kami melanjutkan perjalanan.
Akhirnya...kami sampai di tempat tujuan, Kopi Pak Rohmat. Sebuah rumah, yang dikelilingi kebun dan kanan kirinya ada bangunan atau ruang untuk ngopi. Ada yang lesehan, ada pula yang menggunakan meja kursi. Kami memilih yang lesehan dong, supaya bisa meluruskan kaki setelah lelah di perjalanan.
Lalu seorang ibu menyambut kami, menyalami, dan menyodorkan menu.
Aku memesan kopi susu...biar nggak pahit-pahit amat...eaaa! Suami pesan susu jahe plus camilan. Untuk makannya aku pesan nasi, sayur lompong dan rica-rica enthok. Suami pesan nasi, sayur lompong dan pindang.
Sembari menunggu pesanan datang, aku memperhatikan sekitar. Banyak juga yang datang ngopi siang itu. Dan kalau menyimak bahasanya, mereka bukan orang sekitar. Mereka nampak menikmati suasana di situ. Ngopi di tempat yang agak terpencil, mendengar desau angin, dan dan gemericik air di sungai kecil di dekat tempat itu.

Lalu pesanan kami pun datang.




Dengan penyajian khas, ada kopi susu, kopi jahe, lalu yang di gelas-gelas kecil itu ada gula aren, gula pasir, dan satu lagi, semacam gula merah yang dilelehkan. Lalu camilannya ada geblék, tahu susur mini, singkong rebus -yang kata suamiku enak dan dihabiskannya..duh! Dan ada kacang rebus juga. Semua hangat.

Lalu makanannya

Ini pesananku, nasi, sayur lompong dan rica-rica enthok. Nah...pesanan suamiku lupa nggak kefoto, karena langsung disantap...haha...laper, pak?!
Mau tau rasanya? Heeemmm....enak!! Lelah dan penat di perjalanan. Lalu ketemu kopi,  camilan yang khas, makanan lezat, ditambah suasana hijau pedesaan..itu benar-benar bikin hati senang.
Ternyata semakin sore, makin banyak juga orang yang datang. Boleh juga tempat ini. Mungkin bagi sebagian orang, ini cuma rumah dan kebun biasa. Tapi ternyata tempat ini memang menarik. Terbukti banyak yang datang ke sini.


Lalu, kami ketemu juga sama pemiliknya, yaitu Pak Rohmat. Kami ngobrol sebentar, lalu berfoto. Orangnya ramah, semua yang menyambut kami di situ juga ramah.
Melihat Pak Rohmat sore itu, seperti seseorang yang sudah menemukan passionnya. Menikmati aktivitasnya membuat kopi dan menjamu tamu-tamunya.
Kami pulang, pak Rohmat..dan terimakasih ya, untuk kopi dan suasananya.


                              💖💖💖


Posting Komentar

0 Komentar